Jumat, 01 Mei 2009

Dede Yusuf: Waspadai 'Bencana' Caleg



INILAH.COM, Bandung - Wagub Jabar Dede Yusuf minta seluruh aparatur pemerintah mewaspadai segala bentuk bencana, termasuk bencana sosial yang diakibatkan kekecewaan hasil pemilu.

"Kita sudah terbiasa dengan bencana banjir dan longsor di mana-mana. Sebentar lagi mungkin bencana kekeringan. Tapi, kita juga harus waspada dengan bencana caleg," ujar Dede saat membuka latihan pemantapan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jabar di Grand Hotel Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), kemarin malam.

Bencana caleg, lanjut Dede, adalah kerawanan sosial akibat kekecewaan terhadap hasil pemilu legislatif. "Sekarang ada caleg yang stres, gila, bahkan bunuh diri.Kerawanan sosial bisa berubah jadi bencana sosial jika kekecewaan para caleg tersebut disusupi kepentingan pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan stabilitas nasional," jelasnya.

Dede menyatakan bangga dengan kesigapan 1.160 orang Tagana yang dimiliki Jabar. Meski hanya dihonor Rp 100 ribu per bulan, pengabdian dan kesigapan Tagana dalam setiap bencana tidak diragukan lagi. "Meski ada yang berasal dari kader dan simpatisan partai politik, Tagana harus independen dan nonpartisan," pinta Dede.

Selama ini, Dede mengaku miris dan prihatin tiap kali ada bencana kerap muncul bendera-bendera parpol. Setiap parpol berlomba memasang bendera paling banyak dan tinggi. "Yang mentereng biasanya bendera parpol. Bantuannya sendiri tidak ada. Lain dengan Tagana yang tidak pernah ada bendera, tapi bantuannya benar-benar nyata," jelasnya.

Caleg stres juga banyak muncul karena terbiasa membantu, tapi raihan suaranya sedikit. "Tagana menolong demi kemanusiaan. Sementara parpol dan caleg membantu bencana karena ada maunya," ucap Dede.

Untuk itu, Dede mengaku akan memperjuangkan agar honor Tagana bisa naik. Jumlahnya pun ditargetkan bertambah, setidaknya 100-200 orang di setiap kabupaten/kota. "Pemprov akan makin serius menangani bencana. Aturan main akan diatur lebih tegas termasuk alokasi anggarannya," jelasnya.

Selama ini anggaran bencana lebih dari Rp 80 miliar. Tapi sulit dikeluarkan karena belum ada aturan dan mekanisme penggunaannya. "Aparat birokrasi bingung keluarkan anggaran bencana karena takut salah yang berakibat diperiksa KPK," kata Dede.

Sebagai ketua Satkorlak Penanggulangan Bencana, Wagub Dede Yusuf segera merilis SMS gate way bencana. "Laporan bencana nanti cukup SMS yang bisa langsung masuk ke ponsel gubernur, wagub, pangdam, dan kapolda," tandas Dede. [*/dil]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar